Lord is my Shepherd
Bacaan : Mazmur (Psalm) 23Hello... How are you guys doing?
Baru sempat nulis lagi neehh.. he he ..
Ga terasa sudah mau tahun baru lagi loh ya.... Dahsyat....
Semoga teman-teman semua sudah mempersiapkan goal baru di tahun yang baru nanti ya..
New Year, New Spirit!
OK. Kali ini mau share lagii ya....
Pagi tadi saya sempat baca satu renungan harian, dan rasanya renungan tadi mengingatkan saya lagi tentang sebuah kasih mula-mula yang saya rasakan ketika dulu pertama kali mengenal Tuhan. Disaat saya sangat menggebu-gebu mencari Tuhan, dan selalu ingin mengadalkan Dia setiap saat. Tapi kalau boleh saya jujur, akhir-akhir ini saya sempat kehilangan semangat itu, dan tidak jarang saya ingin menjalakan hidup ini dengan kekuatan dan kemampuan saya sendiri.
Demikian renungannya :
Menjadi Domba
Jika kita ditanya tentang hewan yang paling perkasa, biasanya orang menjawab singa. Julukan ini tidaklah berlebihan karena singa memiliki tubuh yang kekar, cakar dan gigi yang tajam, dan auman yang menggetarkan. Kondisi ini terbalik 180 derajat jika dibandingkan dengan domba. Domba adalah hewan yang lemah dan tak memiliki mekanisme pertahanan diri untuk bertahan dari serangan musuh.
Uniknya, Raja Daud lebih memilih mengumpamakan dirinya sebagai domba yang tidak berdaya daripada sebagai singa yang kuat. Ia menyebut Tuhan sebagai "Gembalaku" (ay.1). Padahal, sebagai raja, ia dapat menjalani kehidupan dengan mengandalkan kekuatan dan kemampuan diri seperti seekor singa.
Raja Daud menggambarkan paling tidak enam berkat bagi mereka yang hidup seperti domba yang bergantung pada gembalanya. Mereka tak akan kekurangan (ay.1), ditempatkan di tempat yang paling baik (ay.2), tidak akan tersesat karena dituntun pada jalan yang benar (ay.3), tidak takut bahaya karena disertai gembala mereka (ay.4), kehidupan mereka terjamin (ay.5), memiliki hidup yang berlimpah dengan kebaikan dan kemurahan sepanjang umur mereka (ay.6).
Tidak jarang kita ingin menjalankan hidup berdasarkan kekuatan dan kemampuan kita sendiri, seperti singa. Firman-Nya menggugah kita untuk merendahkan hati dan bergantung pada-Nya, sama seperti domba yang hidupnya bergantung pada sang gembala. Tak usah khawatir, semua yang baik sudah disiapkan oleh Gembala kita jika kita mau menjadi domba-Nya.
(Hoki Cahyadi / Renungan Harian)
Thanks, Lord |
The Lord is my shepherd; I shall not want. (1)
He makes me lie down in green pastures.
He leads me beside still waters. (2)
He restores my soul.
He leads me in paths of righteousness
for his name's sake. (3)
Even though I walk through the valley of the shadow of death,
I will fear no evil,
for you are with me;
your rod and your staff,
they comfort me. (4)
You prepare a table before me
in the presence of my enemies;
you anoint my head with oil;
my cup overflows. (5)
Surely goodness and mercy shall follow me
all the days of my life,
and I shall dwell in the house of the Lord
forever. (6)
Dapat kah kita meng-aminkan ayat2 di atas? Yes, saya percaya kita bisa, karena kita dapat merasakan betapa jauh berbeda antara mengandalkan diri sendiri dan mengadalkan sang Gembala.
Saya juga percaya tidak ada sesuatu yang kebetulan jika hari ini teman2 dan saya boleh diingatkan kembali dengan ayat2 ini. Percaya kalau Tuhan mau berbicara sesuatu untuk teman2 dan saya.
Amen..
God bless.